SITUS CANDI KALICILIK |
|
Sahabat tahu gak sih, candi apa saja yang ada di Kabupaten Blitar? Ada candi yang sangat terkenal di Blitar, yaitu Candi Penataran, candi yang terkenal sebagai makam Raja pertama dari Kerajaan Majapahit, Prabu Wijaya, yaitu Candi Simping, candi kecil yang imut yaitu Candi Cungkup, ada Candi Sawentar, dan lain sebagainya. Sahabat, ada satu candi yang baru-baru ini ditemukan, sahabat tahu candi apa itu??? Benar sekali, yaitu Candi Kalicilik.
Letak Candi Kalicilik terletak di Dusun Candirejo, Desa Candirejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, pada koordinat 07059’53,0” LS 112008’25,0” BT dengan ketinggian 262 m dari permukaan air laut. Secara geografis terletak di sebelah barat laut lereng Gunung Kelud. Lokasi Candi Kalicilik mudah dicapai melalui jalan utama Pare – Blitar, kemudian lurus ke arah timur sejauh lebih kurang 2 kilometer menuju kantor Desa Candirejo. Candi ini menempati lahan seluas 1030 m2 dengan status kepemilikan tanah merupakan tanah milik Balai Pelestarian Cagar Budaya Mojokerto Wilayah Kerja Jawa Timur berdasarkan Sertifikat Nomor 27/02/1988. Dengan batas-batas sebagai berikut:
a. Sebelah utara : Kebun Ibu Sa’diyah.
b. Sebelah timur : Pekarangan/rumah Bapak Rudi.
c. Sebelah selatan : Jalan raya
d. Sebelah barat : Kebun Ibu Sa’diyah
Tidak terlalu jauh bukan Sahabat? Nah, untuk itu Sahabat tidak boleh melewatkan untuk mengunjungi candi ini. Sebelum mengunjunginya, Sahabat perlu tahu terlebih dahulu tentang sejarah singkat dari Candi Kalicilik.
Berdasarkan angka tahun yang terpahat pada ambang pintu masuk bilik utama bangunan candi,yaitu menandakan angka tahun 1271 Śaka (1349 Masehi) dapat ketahui, bahwa Candi Kalicilik merupakan peninggalan jaman Majapahit, khususnya pada masa pemerintahan Ratu Tribhuwanatunggadewi yang memerintah selama 22 tahun, yaitu tahun 1228 Saka – 1250 Saka. Sahabat tahu,menurut Raffles dalam History of Java menyebut Candi Kalicilik ini dengan nama Candi Genengan (Raffles, 2008: 382). Sepeninggal Raja Sri Jayanegara yang berhak menduduki tahta kerajaan adalah Rajapatni kerena Sri Jayanagara tidak memiliki keturunan. Akan tetapi Rajapatni melimpahkan tahta tersebut kepada putri sulungnya,yaitu Tribhuwanatunggadewi atau lebih dikenal Bhre Kahuripan. Pada tahun 1250 Saka (1328 M) Tribhuwana dinobatkan menjadi ratu Kerajaan Majapahit yang bergelar Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardani. Nama abheseka ini mengambil nama moyangnya dari Kerajaan Singasari. Tribhuwana menikah dengan Bhatara di Singasari yang bernama Sri Kertawardhana yang merupakan keturunan Panji Seminingrat atau yang bergelar Jayawisnuwardhana. Menurut Kitab Nagarakrtagama selama masa pemerintahan Tribhuwana terjadi pemberotakan di Sadeng dan Kerto pada tahun 1409 Masehi. Pemberontakan dapat dipadamkan oleh Gajah Mada yang akhirnya diangkat menjadi patih di Majapahit mengantikan Patih Arya Tadah yang sudah lanjut usia. (Slametmulyana, 1983; 160-162). Sahabat,dari uraian di atas dapat memberi gambaran bahwa Ratu Tribhuwana mempunyai hubungan keluarga yang sangat dekat dengan kerajaan Singasari, selain raja-raja Singasari adalah leluhurnya. Kertawardhana, pendampingnya adalah putra dari Jayawisnuwardhana. Sehingga sesuai dengan Dharmanya kewajiban seorang raja adalah mendirikan sebuah bangunan suci dan memperbaiki bangunan suci yang telah rusak(Hariani santiko, tt:; 10).
Sahabat tentunya pasti ingin tahu fungsi dari didirikannya Candi Kalicilik bukan? Namun sayang Sahabat, fungsi Candi Kalicilik sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Menurut Hariani Santiko berdasarkan Kitab Nagarakretagama Bangunan suci dibedakan menjadi 3 kelompok,yaitu kelompok Dharma Haji atau segala jenis bangunan suci yang diperuntukan bagi keluarga raja beserta keluargannya. Kemudian Dharma Ipas atau kelompok bangunan suci yang didirikan diatas tanah yang telah dihibahkan raja kepada para Rsi Saivasogata untuk keperluan pemujaan raja.Dan terakhir kelompok bangunan suci yang belum jelas statusnya. Candi Kalicilik sendiri belum jelas masuk dalam kelompok bangunan apa mengingat dalam data-data baik primer maupun skunder masih sangat sedikit. Didalam Nagarakrtagama prasasti tidak pernah menyebutkannya, demikian juga data berupa prasasti juga tidak ada. ((Hariani santiko, tt:; 10).
Bagaimana? Sahabat tentunya tertarik untuk mengetahui lebih banyak hal tentang Candi Kalicilik bukan? Oleh karena itu, segera Sahabat ke sana, siapa tahu Sahabat menemukan hal baru yang bisa mengungkap misteri dari Candi Kalicilik ini.
Sampai lupa sahabat, berikut merupakan informasi umum seputar Candi Kalicilik.
Candi Kalicilik memiliki ukuran panjang 6,6 meter, lebar 6,6 meter dan tinggi 9 meter. pada saat ini bangunan candi berada sejajar dengan permukaan halaman. Candi Kalicilik terdiri dari tiga bagian yaitu kaki, tubuh dan atap. Bangunan Candi Kalicilik menggunakan 2 jenis bahan,yakni batu bata sebagai bahan utama pembentuk bangunan kemudian batu andesit hanya digunakan pada ambang atas relung candi dan relung semu, dan digunakan pembentuk relung utama serta beberapa lapis sebagai penyusun anak tangga naik pada bilik candi.
Tidak kalah dengan candi-candi lainnya kan Sahabat?
Uraian sedikit di atas diharapkan dapat menjadikan, Sahabat, sebagai generasi muda untuk terus menggali budaya yang kita miliki. Jangan sampai orang lain yang menemukannya, untuk bangsa dan Negara kita tercinta. (EJD)
Letak Candi Kalicilik terletak di Dusun Candirejo, Desa Candirejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, pada koordinat 07059’53,0” LS 112008’25,0” BT dengan ketinggian 262 m dari permukaan air laut. Secara geografis terletak di sebelah barat laut lereng Gunung Kelud. Lokasi Candi Kalicilik mudah dicapai melalui jalan utama Pare – Blitar, kemudian lurus ke arah timur sejauh lebih kurang 2 kilometer menuju kantor Desa Candirejo. Candi ini menempati lahan seluas 1030 m2 dengan status kepemilikan tanah merupakan tanah milik Balai Pelestarian Cagar Budaya Mojokerto Wilayah Kerja Jawa Timur berdasarkan Sertifikat Nomor 27/02/1988. Dengan batas-batas sebagai berikut:
a. Sebelah utara : Kebun Ibu Sa’diyah.
b. Sebelah timur : Pekarangan/rumah Bapak Rudi.
c. Sebelah selatan : Jalan raya
d. Sebelah barat : Kebun Ibu Sa’diyah
Tidak terlalu jauh bukan Sahabat? Nah, untuk itu Sahabat tidak boleh melewatkan untuk mengunjungi candi ini. Sebelum mengunjunginya, Sahabat perlu tahu terlebih dahulu tentang sejarah singkat dari Candi Kalicilik.
Berdasarkan angka tahun yang terpahat pada ambang pintu masuk bilik utama bangunan candi,yaitu menandakan angka tahun 1271 Śaka (1349 Masehi) dapat ketahui, bahwa Candi Kalicilik merupakan peninggalan jaman Majapahit, khususnya pada masa pemerintahan Ratu Tribhuwanatunggadewi yang memerintah selama 22 tahun, yaitu tahun 1228 Saka – 1250 Saka. Sahabat tahu,menurut Raffles dalam History of Java menyebut Candi Kalicilik ini dengan nama Candi Genengan (Raffles, 2008: 382). Sepeninggal Raja Sri Jayanegara yang berhak menduduki tahta kerajaan adalah Rajapatni kerena Sri Jayanagara tidak memiliki keturunan. Akan tetapi Rajapatni melimpahkan tahta tersebut kepada putri sulungnya,yaitu Tribhuwanatunggadewi atau lebih dikenal Bhre Kahuripan. Pada tahun 1250 Saka (1328 M) Tribhuwana dinobatkan menjadi ratu Kerajaan Majapahit yang bergelar Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardani. Nama abheseka ini mengambil nama moyangnya dari Kerajaan Singasari. Tribhuwana menikah dengan Bhatara di Singasari yang bernama Sri Kertawardhana yang merupakan keturunan Panji Seminingrat atau yang bergelar Jayawisnuwardhana. Menurut Kitab Nagarakrtagama selama masa pemerintahan Tribhuwana terjadi pemberotakan di Sadeng dan Kerto pada tahun 1409 Masehi. Pemberontakan dapat dipadamkan oleh Gajah Mada yang akhirnya diangkat menjadi patih di Majapahit mengantikan Patih Arya Tadah yang sudah lanjut usia. (Slametmulyana, 1983; 160-162). Sahabat,dari uraian di atas dapat memberi gambaran bahwa Ratu Tribhuwana mempunyai hubungan keluarga yang sangat dekat dengan kerajaan Singasari, selain raja-raja Singasari adalah leluhurnya. Kertawardhana, pendampingnya adalah putra dari Jayawisnuwardhana. Sehingga sesuai dengan Dharmanya kewajiban seorang raja adalah mendirikan sebuah bangunan suci dan memperbaiki bangunan suci yang telah rusak(Hariani santiko, tt:; 10).
Sahabat tentunya pasti ingin tahu fungsi dari didirikannya Candi Kalicilik bukan? Namun sayang Sahabat, fungsi Candi Kalicilik sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Menurut Hariani Santiko berdasarkan Kitab Nagarakretagama Bangunan suci dibedakan menjadi 3 kelompok,yaitu kelompok Dharma Haji atau segala jenis bangunan suci yang diperuntukan bagi keluarga raja beserta keluargannya. Kemudian Dharma Ipas atau kelompok bangunan suci yang didirikan diatas tanah yang telah dihibahkan raja kepada para Rsi Saivasogata untuk keperluan pemujaan raja.Dan terakhir kelompok bangunan suci yang belum jelas statusnya. Candi Kalicilik sendiri belum jelas masuk dalam kelompok bangunan apa mengingat dalam data-data baik primer maupun skunder masih sangat sedikit. Didalam Nagarakrtagama prasasti tidak pernah menyebutkannya, demikian juga data berupa prasasti juga tidak ada. ((Hariani santiko, tt:; 10).
Bagaimana? Sahabat tentunya tertarik untuk mengetahui lebih banyak hal tentang Candi Kalicilik bukan? Oleh karena itu, segera Sahabat ke sana, siapa tahu Sahabat menemukan hal baru yang bisa mengungkap misteri dari Candi Kalicilik ini.
Sampai lupa sahabat, berikut merupakan informasi umum seputar Candi Kalicilik.
Candi Kalicilik memiliki ukuran panjang 6,6 meter, lebar 6,6 meter dan tinggi 9 meter. pada saat ini bangunan candi berada sejajar dengan permukaan halaman. Candi Kalicilik terdiri dari tiga bagian yaitu kaki, tubuh dan atap. Bangunan Candi Kalicilik menggunakan 2 jenis bahan,yakni batu bata sebagai bahan utama pembentuk bangunan kemudian batu andesit hanya digunakan pada ambang atas relung candi dan relung semu, dan digunakan pembentuk relung utama serta beberapa lapis sebagai penyusun anak tangga naik pada bilik candi.
Tidak kalah dengan candi-candi lainnya kan Sahabat?
Uraian sedikit di atas diharapkan dapat menjadikan, Sahabat, sebagai generasi muda untuk terus menggali budaya yang kita miliki. Jangan sampai orang lain yang menemukannya, untuk bangsa dan Negara kita tercinta. (EJD)