CERITA BUBHUKSAH DAN GAGANG AKING |
|
Kabupaten Blitar, kabupaten yang mempunyai sejuta warisan budaya, terutama menyimpan warisan terbesar dari salah satu kerajaan terbesar di Indonesia yang memeluk agama hindu. Sahabat tahu nama dari kerajaan apa itu? Bingo, Sahabat memang hebat, yaitu Kerajaan Majapahit. Asal muasal nama dari Kerajaan Majapahit diambil dari sebuah kisah yang dimana seorang prajurit yang sedang berada di sebuah hutan menemukan sebuah buah besar yang berbentuk bulat hijau, pada saat itu prajurit tersebut sedang dalam keadaan haus dan lapar, tanpa pikir panjang prajurit itupun langsung memakan buah itu. Yang mana buah itu bernama buah Maja. Ketika prajurit itu memakan buah tersebut yang dirasakannya hanyalah rasa getir dan pahit sehingga karena buah Maja itu terasa pahit dinamakanlah daerah tempat ditemukannya buah Maja tersebut menjadi Majapahit.
Kerajaan Majapahit meninggalkan beberapa candi dan prasasti. Ngomong-ngomong soal candi, Sahabat pasti tahu, candi apa saja yang ada di Kabupaten Blitar? Yup, candi yang merupakan peninggalan terbesar dari Kerajaan Majapahit yang tersohor di seluruh pelosok negeri ini adalah Candi Penataran. Setiap candi pasti memiliki cerita yang tertuang, termasuk Candi Penataran. Candi ini mempunyai cerita yang tergambarkan dalam relief. Relief ini terdapat pada dinding-dinding kawasan komplek candi. Relief ini memiliki berbagai cerita, salah satunya cerita dari Bubhuksah dan Gagang Aking.
Sahabat tahu bagaimana cerita ini? Penasaran? Baiklah daripada penasaran, yuk baca cerita di bawah ini.
Relief “Bubhuksah & Gagang Aking” bisa ditemuai pada dinding sisi timur teras pendopo. Tersebutlah kakak beradik bernama Bubhuksah dan Gangang Aking yang menjalani hiduup menjadi pertapa. Bubhuksah digambarkan bertubuh gemuk, karena dalam pertapaannya ia memakan apa saja termasuk daging hewan. Sementara Gagang Aking bertubuh kurus kering karena menjalani pertapaannya dengan penuh penderitaan dan hanya mau memakan daun-daunan.
Suatu ketika Bahtara Guru dari Kahyangan ingin menguji kedua bersaudara itu, dan ia mengirimkan Kalawijaya untuk turun ke bumi dengan menjelma menjadi harimau putih. Sang Harimau pertama kali mendatangi Gagang Aking dan berkata bahwa ia sangat lapar karena sudah berhari-hari tidak makan. Gagang Aking menolak menyerahkan dirinya sebagai santapan sang harimau, dengan alasan tubuhnya kurus sehingga tidak akan bisa mengenyangkan perut sang harimau. Kemudian Sang Harimau mendatangi Bubhuksah dan mengatakan hal yang sama. Tidak disangka-sangka, Bubhuksah mempermasalahkan dirinya untuk dimakan oleh Sang Harimau, karena ia merasa iba melihat harimau yang kelaparan itu.
Kedua bersaudara itu dianggap lulus ujian, dan Bahtara Guru mengangkatnya ke surge. Bubhuksah diberi kehormatan untuk menaiki punggung Sang Harimau Putih dan masuk ke surge tertinggi, oleh karena keikhlasannya berkorban demi sesame makhluk hidup sementara Gagang Aking hanya boleh berpegang pada ekor sang harimau putih, dan dimasukkan ke surga yang lebih rendah. (sumber: pagelaran panji III tahun 2015) (EJD)
Sahabat, dari kisah Bubhuksah dan Gagang Aking apa yang bisa kalian pelajari? Kisah ini memberikan sebuah pelajaran bahwa keutamaan dalam beribadah terletak pada keikhlasan, dan bukan pada tata cara ibadah itu sendiri.
Keren ya Sahabat, dan tidak hanya cerita itu saja yang ada di kawasan Candi Penataran, ada cerita Panji, Sri Tanjung, Sang Setyawan, Pemburu yang Tertipu, Kura-Kura yang Sombong, serta Kancil, Lembu, dan Buaya. Dan tentunya ada pelajaran penting yang tersirat dalam relief itu. Penasaran bukan? Kalau begitu langsung saja Sahabat ke sana, dijamin deh Sahabat akan puas dengan keindahan alam yang mengelilinginya dan keunikan dari Candi Penataran. (EJD)
Kerajaan Majapahit meninggalkan beberapa candi dan prasasti. Ngomong-ngomong soal candi, Sahabat pasti tahu, candi apa saja yang ada di Kabupaten Blitar? Yup, candi yang merupakan peninggalan terbesar dari Kerajaan Majapahit yang tersohor di seluruh pelosok negeri ini adalah Candi Penataran. Setiap candi pasti memiliki cerita yang tertuang, termasuk Candi Penataran. Candi ini mempunyai cerita yang tergambarkan dalam relief. Relief ini terdapat pada dinding-dinding kawasan komplek candi. Relief ini memiliki berbagai cerita, salah satunya cerita dari Bubhuksah dan Gagang Aking.
Sahabat tahu bagaimana cerita ini? Penasaran? Baiklah daripada penasaran, yuk baca cerita di bawah ini.
Relief “Bubhuksah & Gagang Aking” bisa ditemuai pada dinding sisi timur teras pendopo. Tersebutlah kakak beradik bernama Bubhuksah dan Gangang Aking yang menjalani hiduup menjadi pertapa. Bubhuksah digambarkan bertubuh gemuk, karena dalam pertapaannya ia memakan apa saja termasuk daging hewan. Sementara Gagang Aking bertubuh kurus kering karena menjalani pertapaannya dengan penuh penderitaan dan hanya mau memakan daun-daunan.
Suatu ketika Bahtara Guru dari Kahyangan ingin menguji kedua bersaudara itu, dan ia mengirimkan Kalawijaya untuk turun ke bumi dengan menjelma menjadi harimau putih. Sang Harimau pertama kali mendatangi Gagang Aking dan berkata bahwa ia sangat lapar karena sudah berhari-hari tidak makan. Gagang Aking menolak menyerahkan dirinya sebagai santapan sang harimau, dengan alasan tubuhnya kurus sehingga tidak akan bisa mengenyangkan perut sang harimau. Kemudian Sang Harimau mendatangi Bubhuksah dan mengatakan hal yang sama. Tidak disangka-sangka, Bubhuksah mempermasalahkan dirinya untuk dimakan oleh Sang Harimau, karena ia merasa iba melihat harimau yang kelaparan itu.
Kedua bersaudara itu dianggap lulus ujian, dan Bahtara Guru mengangkatnya ke surge. Bubhuksah diberi kehormatan untuk menaiki punggung Sang Harimau Putih dan masuk ke surge tertinggi, oleh karena keikhlasannya berkorban demi sesame makhluk hidup sementara Gagang Aking hanya boleh berpegang pada ekor sang harimau putih, dan dimasukkan ke surga yang lebih rendah. (sumber: pagelaran panji III tahun 2015) (EJD)
Sahabat, dari kisah Bubhuksah dan Gagang Aking apa yang bisa kalian pelajari? Kisah ini memberikan sebuah pelajaran bahwa keutamaan dalam beribadah terletak pada keikhlasan, dan bukan pada tata cara ibadah itu sendiri.
Keren ya Sahabat, dan tidak hanya cerita itu saja yang ada di kawasan Candi Penataran, ada cerita Panji, Sri Tanjung, Sang Setyawan, Pemburu yang Tertipu, Kura-Kura yang Sombong, serta Kancil, Lembu, dan Buaya. Dan tentunya ada pelajaran penting yang tersirat dalam relief itu. Penasaran bukan? Kalau begitu langsung saja Sahabat ke sana, dijamin deh Sahabat akan puas dengan keindahan alam yang mengelilinginya dan keunikan dari Candi Penataran. (EJD)