MENANTI LAHIRNYA PANTAI GAYASAN
|
|
Pantai Gayasan terletak di Desa Tumpak kepuh, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar. Pantai Gayasan terletak diantara pantai Tambakrejo dan pantai Pangi. Pantai ini menawarkan pesona pasir putih dan pemandangan alamnya yang indah sehingga cocok untuk dijadikan salah satu tujuan destinasi wisatawan yang ingin menambah agenda plesir untuk mengisi hari libur bersama keluarga. Letak pantai Gayasan tepatnya dibelakang “alas” gayasan atau hutan gayasan. Itulah sebabnya mengapa pantai ini dinamakan pantai Gayasan oleh masyarakat setempat karena letaknya yang berada di belakang hutan Gayasan yang sekarang ini oleh masyarakat ditanamani tebu, jadi pantai Gayasan nyaris tidak terlihat, hanya deruan ombaknya yang sesekali terdengar sampai tiga kilometer dari bibir pantai.
Di pantai Gayasan wisatawan dimanjakan dengan suara merdu deburan ombak dan air yang berkejaran hilang di bibir pantai yang berpasir, membasahi kaki hingga tiada terasa mengundang pengunjung untuk melakukan kegiatan bermain seperti voli pantai, membuat kastil pasir, dan berfoto bersama, mencari inspirasi atau juga untuk belajar tentang flora dan fauna yang hidup di sekitar pantai Gayasan. Seperti pantai-pantai lainya, pantai Gayasan dihuni oleh tumbuhan (vegetasi) pantai seperti pandan (Pandanus tectorius, sp), Ketepeng (Pes caprae, sp), Butun (Baringtonia, sp) sehingga membentuk formasi pescaprae dan formasi baringtonia. Sedang fauna yang paling dominan adalah fauna dari keluarga kepiting (dekapoda) yang merayap dan berlarian cepat menuju lubang persembunyian di balik pasir seolah menyapa dan mengajak pengunjung untuk bermain petak umpat bersama. Pantai berpasir yang landai dapat dijadikan tempat bermain air, akan tetapi tidak cocok jika dipakai sebagai olah raga selancar dikarenakan ombak lautnya yang kecil. Menurut cerita seorang sahabat yang asli penduduk setempat, pantai Gayasan pernah disurvey oleh wisatawan asing untuk dijadikan tempat bermain selancar. Kurangnya kunjungan wisatawan ke pantai Gayasan disebabkan kurangnya sosialisasi dan promosi baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat setempat, juga karena akses jalan menuju pantai Gayasan kurang representatif. Jalan berliku, terjal berbatu dan naik turun menyulitkan wisatawan menuju lokasi. Bagi travelers medan yang sulit tidak menyurutkan dan menghentikan niatnya untuk melakukan perjalananya karena akan terbalaskan oleh keindahan dan keaslian panorama pantai Gayasan. Menuju pantai Gayasan, disamping melewati jalan berbatu dan membelah hutan tebu rakyat, menyulitkan pengunjung menuju lokasi. Berdasarkan pengalaman pribadi saat mengunjungi pantai Gayasan , sesekali penulis harus berpapasan dengan truk yang membawa pekerja atau tebu yang usai ditebang. Adanya truk-truk pembawa tebu dan alat-alat berat berdampak pula pada kondisi jalan yang semakin rusak. Cukup memprihatinkan memang, karena jalan untuk menuju pantai Gayasan digunakan sebagai jalur utama bagi kendaraan truk, satu-satunya kendaraan yang mampu menempuh akses jalan yang berbatu. Karena lokasinya jauh dari perkampungan penduduk dan cukup memakan energi, disarankan jika mengunjungi pantai Gayasan mengendarai sepeda motor laki atau sewa mobil jeep karena akan lebih mudah untuk mencapainya, dan jangan lupa juga untuk membawa perbekalan makanan dan minuman sendiri karena di tempat ini tidak ada satupun warung jajanan yang berjualan, tapi ingat sampahnya dibawa kembali agar pantai tetap bersih.
Penulis berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian dan juga aksi nyata untuk memberikan fasilitas umum yang layak bagi para wisatawan yang ingin mengunjungi tempat wisata ini, dengan harapan adanya dukungan dari pemerintah daerah seperti infrastruktur jalan yang baik pantai Gayasan menjadi salah satu pantai pilihan dari pantai-pantai lain yang ada di Kabupaten Blitar lainnya. (RDK)
Di pantai Gayasan wisatawan dimanjakan dengan suara merdu deburan ombak dan air yang berkejaran hilang di bibir pantai yang berpasir, membasahi kaki hingga tiada terasa mengundang pengunjung untuk melakukan kegiatan bermain seperti voli pantai, membuat kastil pasir, dan berfoto bersama, mencari inspirasi atau juga untuk belajar tentang flora dan fauna yang hidup di sekitar pantai Gayasan. Seperti pantai-pantai lainya, pantai Gayasan dihuni oleh tumbuhan (vegetasi) pantai seperti pandan (Pandanus tectorius, sp), Ketepeng (Pes caprae, sp), Butun (Baringtonia, sp) sehingga membentuk formasi pescaprae dan formasi baringtonia. Sedang fauna yang paling dominan adalah fauna dari keluarga kepiting (dekapoda) yang merayap dan berlarian cepat menuju lubang persembunyian di balik pasir seolah menyapa dan mengajak pengunjung untuk bermain petak umpat bersama. Pantai berpasir yang landai dapat dijadikan tempat bermain air, akan tetapi tidak cocok jika dipakai sebagai olah raga selancar dikarenakan ombak lautnya yang kecil. Menurut cerita seorang sahabat yang asli penduduk setempat, pantai Gayasan pernah disurvey oleh wisatawan asing untuk dijadikan tempat bermain selancar. Kurangnya kunjungan wisatawan ke pantai Gayasan disebabkan kurangnya sosialisasi dan promosi baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat setempat, juga karena akses jalan menuju pantai Gayasan kurang representatif. Jalan berliku, terjal berbatu dan naik turun menyulitkan wisatawan menuju lokasi. Bagi travelers medan yang sulit tidak menyurutkan dan menghentikan niatnya untuk melakukan perjalananya karena akan terbalaskan oleh keindahan dan keaslian panorama pantai Gayasan. Menuju pantai Gayasan, disamping melewati jalan berbatu dan membelah hutan tebu rakyat, menyulitkan pengunjung menuju lokasi. Berdasarkan pengalaman pribadi saat mengunjungi pantai Gayasan , sesekali penulis harus berpapasan dengan truk yang membawa pekerja atau tebu yang usai ditebang. Adanya truk-truk pembawa tebu dan alat-alat berat berdampak pula pada kondisi jalan yang semakin rusak. Cukup memprihatinkan memang, karena jalan untuk menuju pantai Gayasan digunakan sebagai jalur utama bagi kendaraan truk, satu-satunya kendaraan yang mampu menempuh akses jalan yang berbatu. Karena lokasinya jauh dari perkampungan penduduk dan cukup memakan energi, disarankan jika mengunjungi pantai Gayasan mengendarai sepeda motor laki atau sewa mobil jeep karena akan lebih mudah untuk mencapainya, dan jangan lupa juga untuk membawa perbekalan makanan dan minuman sendiri karena di tempat ini tidak ada satupun warung jajanan yang berjualan, tapi ingat sampahnya dibawa kembali agar pantai tetap bersih.
Penulis berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian dan juga aksi nyata untuk memberikan fasilitas umum yang layak bagi para wisatawan yang ingin mengunjungi tempat wisata ini, dengan harapan adanya dukungan dari pemerintah daerah seperti infrastruktur jalan yang baik pantai Gayasan menjadi salah satu pantai pilihan dari pantai-pantai lain yang ada di Kabupaten Blitar lainnya. (RDK)